KHONGHUCU: Kebajikan dan Kebijakan

 oleh Aida Harfitta Nurulinda

Agama Khonghucu (istilah Tiongkok, Ru Jiao) dikenal dengan ajarannya yang sangat menjunjung nilai-nilai moral. Banyak ajaran tentang kebajikan dan kebijaksanaan yang menjadi pedoman hidup penganutnya. Kemunculan Nabi Kong Zi sebagai penyebar ajaran ini membawa nilai moral yang mengatur perilaku manusia agar dapat hidup damai dan seimbang.

   Dalam History of Religion karya Allan Menzies, sejarah Cina menyatat bahwa kondisi negara Cina (karakter, perilaku, dan lembaga-lembaga masyarakat) sudah mapan sejak dulu. Masyarakatnya beradab dengan agama yang terorganisir. Raja-raja awal kerajaan adalah orang saleh, dan penulis ajaran kebajikan, meski seiring waktu kondisi tersebut mulai berubah.

Sebagaimana Lao Zi, penyebar agama Tao, Nabi Kong Zi juga membangun karyanya di atas sistem catatan-catatan kuno. Ia tidak menciptakan agama baru, melainkan menjadi pembaharu agama. Bedanya, ajaran Konfusius tidak lagi berbicara tentang elemen kuno yang irasional, seperti mitologi, legenda pernikahan langit dan bumi, maupun kisah primitif tentang dewa. Semuanya dirombak dan diatur ulang dengan baik dan lebih masuk akal.

Mengutip karya Ahmad Zarkasi tentang Mengenal Pokok-Pokok Agama Kong Hucu, beberapa intinya adalah:

1. Hidup ini ada dua nilai, yatu Yen dan Li. Yen berarti hubungan ideal di antara sesama manusia, seperti kebaikan, budi pekerti, cinta, dan kemanusiaan. Li berarti keserangkaian anatara perilaku, ibadah, adat istiadat, tata krama, dan sopan santun.

2. Khonghucu memandang bahwa dunia dibangun atas dasar moral. Apabila masyarakat dan negara rusak, maka akan muncul peperangan, bencana alam, penyakit, dan lain-lain.

3. Ajaran tentang budi luhur dalam kitab Lun Yu, di antaranya: Laksanakan apa yang diajarkan, baru kemudian ajarkan apa yang dilaksanakan (Lun Yu 2:13); Orang atasan selalu teringat bagaimana ia dihukum karena salahnya, orang rendahan selalu teringat pada hadiah yang diterimanya (Lun Yu 4:11); Orang atasan akan menyalahkan diri sendiri, orang rendahan akan menyalahkan orang lain (Lun Yu 15:20); Orang atasan jika diharga merasa senang tetapi tidak bangga, orang bawahan itu bangga tetapi tidak dihargai (Lun Yu 13:26).

4. Konsep terpenting dalam Khonghucu ialah Wen yang artinya damai. Dengan kata lain, Wen merupakan kehidupan yang tentram dan jauh dari peperangan. Hal ini hanya bisa dihasilkan dari kebudayaan yang tinggi dengan seni terindah, filsafat, serta syair-syair bermutu dan nyanyian yang membangkitkan jiwa. Menurut Nabi Kong Zi, kesuksesan yang diperoleh suatu negara atas negara lain bukan dikarenakan besarnya jumlah tentara, melainkan sebab Wen itu sendiri.

Jika membaca kutipan ucapan Nabi Kong Zi, maka banyak sekali nasehat tentang kebajikan yang bisa didapat. Orang yang sering berbuat kebajikan pasti akan menumbuhkan kebijakan dalam dirinya.

Sebagai umat beragama, alangkah baiknya apabila kita bisa mengambil pelajaran yang baik dan menyesuaikan dengan kepercayaan masing-masing. Ilmu dapat diperoleh dari mana pun dan siapa pun. Selagi bermanfaat dan tidak bertentangan dengan kepercayaan, maka petiklah buah pengetahuan tersebut.

 

Note: diharapkan kebijakannya dalam menyikapi tulisan ini

Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Andai Kata Dunia..

Bukan Mahabarata

Seram