20 Menit Rinduku
10.20 a.m.
Biarkan aku sombong saat ini. Biarkan aku
berbangga kali ini. Karena aku berada di tempat tertinggi. Melampaui pejabat,
bangsawan, dan penguasa lain. Aku berjalan sendiri kemari, bahkan bayangan pun
pergi dari sisi. Tapi mungkin itu hanyalah hal yang tampak, karena manusia
memang berbatas. Siapa yang kira jika ku bergumul dengan hembusan tak kasat
mata? Siapa yang sangka jika ku bergurau dengan kerikil terserak? Karena kalian tak mengenalku.
10.30 a.m.
Hidup selalu menyuguhkan pilihan. Ada yang
aktif dan ada yang pasif. Ada sebab dan ada akibat. Setiap pilihan membawa
dampak. Hidup kau yang tentukan, biarkan orang sibuk mencerca. Mungkin kau
terlihat seperti pengangguran, luntang lantung tak tentu arah. Pertahankan gambar
yang ada, rapatkan tirai kelabu yang kau punya, jalan hidupmu bukan pada ucapan
mereka. Silahkan berspekulasi.
10.40 a.m.
Aku adalah aku, kegelapan dalam ribuan
kegelapan. Aku tak tampak, tapi aku ada. Katanya, titik jenuh itu membunuh, kini
ku ada di situ. Hembusan angin yang bergemuruh, menarik ku untuk jatuh. Pilihannya,
bertahan atau binasa? Entah bagaimana denganmu, partner lamaku.
Edisi
Hembusan Kebaikan, oleh Calon
Sarjanawati.
Komentar
Posting Komentar