ILY



 ILY1? Harusnya aku telah pergi, akan tetapi karena perasaan ini, aku terpaksa menunda untuk beberapa hari. Dia Waterline, yang membuat ku menunda kepergian itu. Aku sadar bibit-bibit itu sudah mulai tumbuh, bukan cinta, tetapi dusta yang mengatas namakan cinta yang membawa kepada penyakit hati, jika tidak berhati-hati.
Cinta, sesuatu yang universal. Luas, dapat merusak akal, jika tidak memiliki bekal, bisa membuat tidak kenal, kepada siapa pemilik cinta yang kekal?
Siapa yang tidak kenal Kahlil Gibran? Penyair legendaris yang paling berhasil melukiskan cinta dalam kata-kata. Berikut beberapa kata-kata sang legendaris.2

“Ketika cinta mendatangimu, ikuti dia,
Walaupun jalannya sulit dan terjal.
Dan ketika sayapnya mengembang mengundangmu,
Walaupun pedang yang tersembunyi di antara kedua
sayapnya dapat melukaimu.”
“Aku tidak punya masa lalu maupun masa depan. Bila aku
tinggal disini, ada kepergianku dalam keberadaanku, bila
aku pergi, ada keberadaan dalam kepergianku. Hanya cinta
dan kematian yang mengubah segalanya.”
“Bila aku bersembunyi dalam hatiku, tidak sulit untuk
menemukanmu. Tetapi bila kau bersembunyi dalam
cangkangmu sendiri, sia-sia bagi semua orang untuk
mencarimu.”
“Hanya ada beberapa orang yang mengenali kecantikan
meskipun ia menggunakan pakaian keburukan.
Dan ada juga yang dapat mengenali keburukan, karena
pakaian yang ia kenakan tak mampu menyembunyikan
wajah aslinya.”
“Manusia tidak dapat memperoleh cinta sampai setelah sedih,
dan merasakan perpisahan, dan kesabaran pahit, dan
kesulitan yang membuat putus asa.”
“Pemberian tidak akan memikat hatiku;
Berpisah tidak akan menakutiku;
Kemiskinan tidak akan mengejarku;
Kecemburuan tidak akan membuktikan kewaspadaanku;
Kegilaan tidak akan membuktikan kehadiranku.”
“Aku tahu keberadaanmu di dunia ini menciptakan godaan,
dan godaan adalah ukuran yang digunakan Tuhan untuk
menghakimi nilai dalam jiwa manusia.
Aku yakin bila kau mati, godaan akan mati.”

Mungkin aku tampak tak tentu arah ketika bertemu, mungkin pakaianku tak rapi layaknya para menteri, mungkin rupaku seperti sekarang ini, siapa yang menjamin akan tetap esok hari. Cinta tak kenal rupa, apalagi jika diukur dengan harta, tidak berarti apa-apa, tetapi cinta soal rasa, mungkin. Seberapa besar kadar engkau memprioritaskan rupa, begitu juga akan mempengaruhi kecilnya cinta soal rasa. Waktu muda, ketika tua siapa yang menjamin rupa tetap sama. Orang beragama pasti tahu kepada siapa cinta yang hakiki. Dan orang yang sekedar tahu belum tentu mengenal pasti.
Terakhir aku ingin mengutip yang diambil dari sampul buku.3 Bahwa “Bila cinta mendatangimu, ikuti dia. Walaupun jalannya sulit dan terjal. Ketika cinta memahkotaimu, ia akan menyalibmu. Cinta membuatmu mengetahui rasa sakit dari kelembutan. Cinta membuatmu berdarah dengan bahagia dan nikmat. Cinta membuatmu terbangun saat senja dengan hati bersayap, dan berterima kasih atas hari yang penuh sukacita. Karena cinta cukup hanya untuk cinta.”
Ketika watermark and waterline berkisah. Dan ini hanya cerita fiksi, maaf dan terima kasih. 

Edisi Bertemu di bawah Kelabu, oleh Watermark.

1 Judul terinspirasi dari salah satu nama karakter dalam novel Bulan karya Tere Liye
2 Gibran, Kahlil. 2015. Syair-syair Cinta; Kumpulan Karya-karya Besar Kahlil Gibran. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
3. ibid.



Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Andai Kata Dunia..

Bukan Mahabarata

Seram