Lupakan Gurumu-


Guru yang biasa, berkata. Guru yang baik, menjelaskan. Guru yang unggul, mendemonstrasikan. Guru yang besar, mengilhami.”

-William Arthur Ward-

Hari Minggu.
Hari yang paling dinanti oleh semua orang untuk melepas penat, atau mungkin sebagian orang justru semakin penat. Mungkin kita terlalu larut dalam suasana, sehingga lupa sekarang hari apa?  Di dunia yang penuh sesak oleh manusia, di negara yang luasnya 1.904.569 km2, di antara 265 juta jiwa yang bertebaran, siapa warga negara Indonesia yang tahu sekarang hari apa?
Bulan November sepertinya hadir untuk mengenang jasa para pahlawan. Begitu juga pada hari ini, kita memperingati hari Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Baru ingat? Atau baru tahu? Tidak apa-apa, jujur lebih baik. Mirisnya, mereka yang bergelar ‘Pahlawan’ kebanyakan menjadi orang yang justru terpinggirkan. Siapa yang tak menangis ketika melihat veteran yang dulu mati-matian membela Indonesia namun kini harus mengemis bahkan terabaikan? Siapa yang tak sedih melihat nasib para atlet yang berjuang mengharumkan nama bangsa tapi tak terjamin hidupnya? Siapa yang tak tak teriris hatinya ketika melihat kunci gerbang bangsa yang nasibnya terombang-ambing dalam keresahan?
Untuk mendapat ilmu, bukanlah hal yang mudah. Untuk mengajar puluhan murid, bukanlah hal yang gampang. Untuk mendidik puluhan pribadi, bukanlah hal yang spele. Untuk membangun karakter moral manusia, tak semua dapat melakukannya. Sudah tahu tidak mudah, tidak gampang, tidak spele, ditambah tak banyak yang dapat melakukannya, tapi kenapa penghargaan pada orang pilihan tersebut masih ala kadarnya? Bila memang realita berkata demikian, marilah kita beri sebuah penghargaan yang lebih berharga daripada materiil. Hormati beliau, patuh, dan berusahalah untuk meraih keberkahan ilmu yang dapat membawa kita pada kesuksesan.

Engkau adalah pelita di tengah gelap
bersinar dan menyambar sumbu lain
untuk menyalakan cahayanya
Pengemban tugas berat di pundak, membawa bangsa ke garda terdepan

Senyum, semangat, dan sayang
senantiasa kau curahkan pada kami
yang sudah seperti anak sendiri
Menuntun kami menghadapi lingkungan baru layaknya seorang ibu

Pengabdianmu tak kan sebanding
meski dengan tumpukan materi yang menggunung
Maafkan kami yang nakal ini
semoga lelah dan letihmu dapat terganti

Terimakasih atas bimbingan setulus hati
Selamat Hari Guru, dari kami


         “Maafkan kami, guru.
Melupakan nama dan jasamu.”
            -Watermark-
Terimakasih, guru. Karenamu,
aku tahu bahwa bumi yang mengitari matahari.”
-Manusia Baik-
“Penolong bagi kaum kebodohan.”
-Seblak Jaipong-         
“Terimakasih sudah membimbing dan
mengajarkanku dari aku tidak bisa membaca sampai aku bisa.”
-Golden Ring-
“Semoga selalu ada di lindungan Allah.”
                 -Sebiru Kaca-
“Gelapku terbuka luas
menjadi sinar yang terang benderang sebabmu.”
-Pengembara Dunia-
“Kupahami keletihanmu, kesulitanmu,
ketabahanmu. Kan ku kenang selalu.”
     -Calon Sarjanawati-        
“Terimakasih guru yang telah sabar mengajariku.
Semoga anda semua diberi kesehatan
dan selalu dalam lindungan Allah.”
-Pejuang Wanita-
“Selalu menjadi yang terbaik.” 
       -Bibir Terbuka-


Edisi -Celakalah Dirimu, oleh Mahasiswa Studi Agama-Agama.

Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Andai Kata Dunia..

Bukan Mahabarata

Seram