Cypher [Kosong]


Sepuluh
Itu adalah tanggal istimewa, ya, karena sepuluh adalah tanggal lahirku. Pertama kali menghirup udara di bumi yang fana ini, tanggal sepuluh pukul empat pagi. Terlahir dengan berat 4,3 kilogram secara normal di sebuah rumah kecil, di atas bukit, di tengah hutan.

November
Itu mungkin bulan yang istimewa bagi sebagian orang. Namun aku belum mendapat kesan yang mendalam tentang bulan kesebelas ini. Yang aku tahu, sejak dilahirkan pada tanggal sepuluh pagi itu, sudah tepat 19 tahun 7 bulan aku bermain-main di planet bernama bumi.

2018
Itu adalah tahun setelah 2017 dan sebelum 2019, kan? 2017 adalah saat aku lulus SMA. 2019 adalah saat aku genap berusia 20 tahun. Jadi, 2018 adalah masa-masa terakhir kehidupan teenage-ku. Tahun depan, aku akan mengganti nominal pertama usia dari 1 menjadi 2.

Itu makna tanggal-bulan-tahun secara terpisah, jika digabung? Maka kuucapkan, Selamat Hari Pahlawan bagi bangsaku tercinta. 73 tahun merdeka, apa kau benar-benar merasakannya?? Lebih dari ratusan tahun lalu para pejuang mempertahankanmu dari serangan penjajah, Masyaallah. Tidakkah kau sudah puas bermandikan darah manusia renta lemah yang tak berdaya? Tidakkah kau sudah bising akan suara dentuman, desingan, jeritan jelata, dan gelegar tawa penjajah? Tidakkah kau sudah cukup menderita melihat nasibmu yang malang? Tapi, tidakkah kau kembali menelan pahitnya pilu akan keadaanmu sekarang?

Tak apa meski aku tak baik-baik saja.

Sebuah lirik lagu yang cukup menyayat. Negeri kita tetap mencoba tegar meski terluka. Andaikan ia dapat berkata, ketakutankah kita mendengar keluhannya? Andaikan ia dapat menangis, tersadarkankah kita meresap pilunya? Para pahlawan bertekad besar untuk menyelamatkannya, namun kini kita justru dengan mudah memporak-porandakannya.

Kita terlalu perduli pada diri sendiri, sengaja menutup segala akses menuju rasa simpati dan empati. Seorang aktivis sebuah pergerakan di Timur Tengah berwasiat, “Orang yang hidup untuk dirinya sendiri akan mati sebagai orang kerdil. Tapi orang yang hidup bagi orang lain, akan hidup sebagai orang besar dan mati sebagai orang besar.”

Siapa yang kerdil, siapa yang besar? Hendak menyalahkan siapa kemudian? Indonesia terpuruk karena koruptor? Indonesia buruk karena oknum-oknum kotor? Tidak, Indonesia hanya kekurangan generasi berjiwa pahlawan karena sudah hidup dalam masa penuh cahaya –kata mereka.

Edisi Aku dan Kegelapan, oleh Calon Sarjanawati.

Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Bukan Mahabarata

Andai Kata Dunia..

ISLAM: Kasih Sayang Bagi Semesta Alam