Apotek 3
Dan aku mulai menyalami mertua teman saya
dengan penuh senyuman supaya dia beranggapan kami baik-baik saja, walaupun kami sedang
kedinginan. Dan setelah salaman aku dipersilahkan duduk di sofa, mertua teman saya pun pergi
ke kamarnya
untuk istirahat,
mungkin karena
jam menujukkan pukul
00.12 wib. Akhirnya
teman saya muncul dari kamarnya,
mungkin baru saja mencium anaknya yang lagi
tidur lelap, dan
mungkin dia akan bilang,
"bapak pulang nak,
bapak pulang hanya mengikuti kerinduan bapak padamu." Dan anaknya tidak mengerti
bahasanya karena
baru berumur 2 bulan, walaupun mengerti pun
tidak akan menjawabnya. Karena kalau bisa jawab, mungkin dia akan disebut
anak ajaib.
Dia mulai duduk di samping saya dengan rasa
senang, dengan tidak ada rasa
ngantuk, dan saya merasakan
sebaliknya. Kami
mulai berbicara masa lalu kami waktu di pondok. Karena keadaan memaksa kami
untuk berbicara masa lalu dan kami senang. Aku senang memiliki masa lalu
seperti kawan-kawan
terbaik. Kami
membicaran waktu 4 tahun dengan sangat singkat kami, jadikan waktu 4 tahun jadi
2 jam dan kami bebas untuk itu,
kami memiliki hak atas itu walaupun kalian tidak setuju. Dia juga membicarakan
waktu dulu saya pacaran. Kau fikir aku tidak pernah pacaran? Kalian salah besar jika
punya fikiran seperti itu. Dia wanita tercantik dan baik karena sudah mau denganku, karena memang di pondok itu
tidak ada santriwatinya hanya ada santri lelaki saja. Dan ketika dia lewat di
jalan, karena
kamarku dekat dengan jalan dan di setiap jendela kamarku di penuhi para santri
yang sedang melihatnya. Sungguh pemandangan yang
sangat menakjubkan dan aku tidak perlu seperti mereka, dan saya rasa itu wajar
karna mereka tidak pernah melihat wanita,
aku juga tapi aku tidak perlulah melakukan itu.
Dia adalah keponakan kyai dan saya memiliki kesalahan
besar karna pernah mencintainya. Karena
dulu aku beranggapan,
jika ini sebuah kesalahan biarlah aku selalu salah. Mungkin dulu aku senang
dengan kesalahan, sekarang juga senang,
tapi masih difikir dululah tidak seperti dulu langsung bertindak. Dan awal
tahun 2018 kemarin,
aku sempat chat dengannya karena
diberi nomor oleh temanku, padahal aku
tidak memintanya. Aku hanya iseng chat ke dia, aku cuma mau bertanya apakah tetangganya baik-baik saja dan dia merespon
dengan sangat baik. Karena kami kenal dengan sangat
baik maka putusnya juga harus baik-baik, walaupun menyisakan luka
dan membekas kata orang. Kami berbicara secara dewasa atau tidak dengan
perasaan, aku rasa tidak perlulah apa itu perasaan karna kami sedang tidak
pacaran lagi.
Kami
tidak perlu menghakimi masa lalu
karena bagi kami menghakimi
masalalu hanya akan buang buang waktu. Dan sekarang aku rasa dia sedang bahagia
dan tidak perlulah aku berkomunikasi dengannya lagi. Aku hanya ingin bilang terima kasih dulu
kau pernah mau denganku, terima kasih sudah mau menjadi bagian dari masa lalu
saya. Dan setelah ngobrol cukup banyak dengan temanku, kami memutuskan untuk
tidur, karena
kami berfikir masa lalu tidak perlu dipermasalahkan kembali. Biarlah
masa lalu
ada di sana, jika kami rindu, kami hanya perlu mengingatnya.
Dan terima kasih kawan-kawan
di masa lalu, serta kalian yang terlibat di
dalamnya.
Aku rasa semua manusia mempunyai masa lalu, dan aku rasa itu tidak
perlu jadi penghambat untuk kehidupan di masa depan.
Sekian.
Edisi Kau Tahu Apa yang Ku.., oleh Manusia Baik.
Komentar
Posting Komentar