Tangisan Kupu-Kupu


Kau indah di kelopak mata, kau juga hina di kelopak mata ini. Wahai kupu kupu yang indah, kenapa kau terbang di malam hari? Siapa yang akan melihatmu? Kau hinggap kesana kemari mencari apa yang bisa dimakan, kau tak peduli itu milik orang apa bukan, kau hanya tau untuk bertahan hidup di bumi yang akan musnah ini. Tapi kau tak ingin musnah sia-sia sebelum bisa bahagia. Kadang, ada yang rela memberimu makan suka rela, dan kadang ada yang kejam menyiksamu. Tapi kau tak menyerah, karena kau tidak tau apa yang harus dilakukan di bumi selain mencari makan untuk tetap hidup. Di dalam senyuman manis terdapat tangis yang begitu dalam. Karena kau tau tangismu tidak akan membuat manusia kasihan, karena kau tau hanya dipandang hina oleh manusia hina.

Kau menyapa setiap tamu yang datang dengan senyuman manja, kau tau sebenarnya kau tidak menginginkannya, tapi kau bisa apa hanya itu yang bisa kau lakukan dengan berpura pura ramah. Kau juga menyesali apa yang telah terjadi walaupun itu sia-sia. Dan kau pun pernah berfikir bagaimana Tuhan bisa memaafkanku dengan noda lumpur yang menghiasi tubuhku ini, aku tidak tau Tuhan cara menghilangkan lumpur yang kian hari makan banyak, dan aku hanya bisa hidup dengan lumpur-lumpur ini. Hanya itu yang dia tau, bahwa dia enggan tau jika Tuhan Maha Penyayang dan Belas kasih. Semoga kau sadar kupu kupu, apa yang kau lakukan.

Tulisan ini untuk para pembaca yang usia di bawah 101 tahun.

Edisi Pontianak dalam Ulang Tahun Burung yang ke Sekian Kali, oleh Manusia Baik.

Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Bukan Mahabarata

Andai Kata Dunia..

ISLAM: Kasih Sayang Bagi Semesta Alam