Katanya Survei


Selamat malam untuk penduduk Indonesia. Aku ingat bahwa aku masih ada di bumi, dengan memakan nasi goreng ditemani hujan dan tidak ada pelangi, karena malam. Tapi mudahnya sekarang tinggal cari di Google. Temanku pernah berkata dan dia menantangku, bagaimana jika kita adu survei, dan sebenarnya aku tidak mau karena tidak ada yang bayar. Aku juga punya pengalaman kerja survei kerukunan umat beragama, dan aku mau karena dibayar oleh kementrian agama.

Boleh aku cerita sedikit? Kalian boleh bilang jangan, asal dalam hati. Aku mendapat bagian di daerah Hulu (selain orang Pontianak, orang Indonesia lainnya mungkin tidak mengerti Hulu dan aku juga tidak bisa jelaskan). Intinya, Hulu itu daerah terpencil atau pedesaan. Aku waktu itu tidak sendiri, ditemani pamanku karena aku belum berpengalaman. Dan walaupun sudah berpengalaman, aku tidak mau sendiri. Ya intinya sendiri itu tidak enak, karena tidak ada teman ngobrol dalam perjalanan. Aku tidak langsung mencari sasaran survei karena harus pergi mencari kantor desanya untuk ijin atau menyerahkan surat tugas, dan menemukan kantor desanya itu tidak mudah. Aku harus bertanya pada masyarakat sekitar karena aku tau hanya orang situ yang dapat menjawab, google tidak akan bisa karena hp dalam keadaan tidak ada kuota.

Pak, permisi boleh nanya?, (bertanya). Iya boleh, mau tanya apa, dek?, jawabnya. Bertanya lagi, Kantor desa ini di sebelah mana ya, pak?”. Oh, adek terus nanti kalo ada tower di situlah tempatnya” jawab bapak. oh baik pak terima kasih banyak, bapak itu menjawab, “iya dek sama-sama. Tentunya bukan aku yang bertanya, tapi paman ku yang lebih pengalaman berbicara dengan orang tua.

Setelah selesai bertanya, kami langsung berangkat, tentunya dengan motor jika tidak mau capek. Kita hanya perlu mencari tower, karena hanya tower yang kami tau, jika kalian tidak tau tower mari aku jelaskan. Tower itu semacam alat untuk menimbulkan sinyal hp dengan bentuknya yang besar dan tinggi, agar lebih luas jangkauan sinyalnya karena yang memiliki hp bukan cuma kita, tentunya tetangga juga punya. Pada akhirnya, kita menemukan tower itu dan yang membuatku kagum adalah towernya kembar dua, sama sejajar. Dan ku katakan pada paman, hebat ya orang sini punya tower 2. Tapi paman bilang ini bukan punya orang sini, ini punya Negara. Ya sama saja, orang sini juga negara Indonesia, dan dia ketawa haha. Aku juga haha, biar sama saja bukan lucu.

Lalu kami hampiri tower itu, aku kira kantor desanya ada di bawah tower, rupanya aku salah besar. Tidak ada bangunan sama sekali di bawah tower, seandainya ada, mungkin hanya semut yang berani membuat rumah di bawah tower. Aku tanya lagi dengan pamanku, gimana nih kok gak ada? Dan pamanku bilang, ayo kita berdoa.” Tanpa bertanya, aku berdoa saja semoga ada kantor desa di depan saya. Pamanku bertanya, kau doa apa? Ku jawab, “semoga ada yang mau traktir saya makan karena lapar.” Pamanku tertawa haha, aku bertanya kau doa apa? Katanya, “aku berdoa, semoga orang yang memberi tau tadi mendapat kue gratis dan aku tertawa haha.

Marilah kita berfikir positif, mungkin kami tadi yang salah bertanya karena memilih orang yang salah pula. Mungkin orang itu mau bercanda dan tentunya kami sedang tidak ingin bercanda dalam keadaan lapar, atau mungkin kami kurang detail bertanya sehingga dia juga kurang detail menjelaskannya. Dan aku sudah bisa tau hasil surveinya, bahwa di sana masih banyak orang yang tidak serius dalam bercanda, haha aku hanya bercanda. Di sana masih banyak orang yang tidak menanamkan benih kejujuran, dan menurut saya tidak ada yang lebih baik dari kejujuran. Dalam keadaan sehat, akhirnya pamanku ingat bahwa ia memiliki teman di daerah itu. Diambilnya hp dan mulai mencari kontaknya. Setelah ketemu, dia mulai menelpon dan aku tidak dengar, karena aku tidak ingin tau. Toh, nanti pamanku juga akan bilang kepadaku tanpa ku tanya. Dan akhirnya panggilan selesai, dia bilang bahwa kantor desanya dekat dengan sungai, yaitu di pinggir sungai. Ku katakan, kok sembunyi di sana, memang takut hilang? Katanya, dulu itu tak ada motor seperti sekarang, jadi masyarakat membuatnya di pinggir sungai karena dulu orang banyak memakai motor air, dan aku paham.

"Tuhan akan mengabulkan doa siapa saja yang minta, kecuali doa orang mati yang minta hidup" 
(Manusia Baik, 1234-5678 masehi)


Edisi Adu Pengalaman Survei, oleh Manusia Baik.

Komentar

What's on?

Tentang Aku dan Sebuah Tragedi

Islamic Tolerance

Bukan Mahabarata

Andai Kata Dunia..

ISLAM: Kasih Sayang Bagi Semesta Alam