Sepekan Saja
SEPEKAN SAJA
Pagi yang cerah menghirup udara
yang diberikan Tuhan. Sebuah nikmat untuk semua manusia,
dan saya tidak mau menyia-nyiakan nikmat itu.
Jangan terlalu jauh dalam mendalami judul
di atas. Tatkala, jika kita dipertemukan dengan sosok
yang sebelumnya belum pernah bertemu apalagi dengan namanya. Bagaimana dengan
kalian,
apakah pernah seperti apa yang saya alami? Hanya saja,
Tuhan berkehendak lain untukmempertemukan antara saya dan dirinya
di dalam sebuah program
kerja. Tepatnya hari Kamis,
kita dipertemukan dalam suatu rapat dan kita dijadikan sebagai
partner dalam suatu program
kerja tersebut. Saya dan dirinya saling berkenalan
di luar agenda rapat, tepatnya setelah selesai rapat tadi.
Dari awal, dia memang menyebalkan, selalu memperlama dalam membahas persoalan.
Hari selanjutnya, saya, dia dan kelompok
kami menuju ke Parit
Madura, Sungai Asam. Di sana saya sendiri sangat kaku bahkan malu jika saya mau bertanya.
Awalnya biasa saja,
akan tetapi hari kedua di sana dia mulai berkomunikasi bahkan mendekati secara perlahan.
Kita selalu berbicara sampai
jam 2 malam setiap sepekan di sana.
Diri pribadi hingga keluarganya bahkan diceritakan kepada saya.
Apa yang kita bicarakan pasti ada
kata yang keluar gombalan dari mulutnya. Saya sendiri diam dan bahkan menduga biasa saja karena semua lelaki adalah
raja gombal. Akan tetapi, setiap waktu dia melontarkan bahasa
yang indah dan lembut itu hati saya
pun terluluhkan olehnya. Siapa
yang salah dalam peristiwa ini? Hati saya
yang terlalu baperan ataukah dia
yang selalu melontarkan alunan bahasa
yang lembut dan membuat hati ini nyaman.
Perempuan memang sangat lembut hatinya,
begitulah hati saya.
Saya selalu bingung dengan keadaan itu,
saya yang patut dibodohi ataukah benar-benar terjadi apa
yang sejalan dengan hati saya.
Hari demi hari saya semakin bingung dibuatnya,
tidak berujung kesimpulan.
Edisi Sedikit
Melenceng, oleh Seblak Jaipong.
Komentar
Posting Komentar