Allah Maha Baik
Dimulai dari
mana dulu ya, tentang kebaikan yang Allah berikan pada saya? Karena kebaikannya yang tak terhitung membuat saya
tidak mampu untuk memaparkan apa saja yang telah Allah berikan, matematika
manusiapun mungkin tidak bisa menghitungnya. Allah maha baik kepada manusia
yang merupakan makhluk ciptaan-Nya. Kebaikan Allah yang saya rasakan ketika
Allah menguji saya dengan ujian sangat berat, tetapi Allah tidak akan menguji hambanya apabila
hambanya tidak mampu untuk melewatinya, kebaikan-Nya Allah berikan ujian pada
saya dan disisi lain Allah angkat derajat saya.
Saat itu
ujian datang pada keluarga saya, ketika masih SMA, masa itu saya mulai berfikir
mana yang baik dan mana yang buruk. Saya
merasa diri saya telah dewasa, bukan kanak-kanak lagi. Namun keluarga saya
menganggap saya masih anak-anak, belum mengetahui segala perihal masalah yang sedang menimpa keluarga.
Masalah sedang menimpa keluarga saya, tapi tidak satupun dari mereka memberitahukan pada saya apa masalah tersebut. Ketika itu saya telah selesai ujian tengah semester (UTS), setelah itu sekolah libur selama dua minggu, lalu
saya pulang kampung ke rumah nenek di desa. Namanya juga desa, pasti masalah satu keluarga semua penduduk desa
mengetahui perihal masalah yang terjadi pada keluarga saya. Waktu itu saya
bermain ke rumah tetangga nenek, ada seseorang yang memberitahukan tentang
masalah keluarga saya. Beliau keceplosan berbicara begitu pada saya, saya
terdiam hanya mengangguk dan mengiyakan saja apa yang orang itu bicarakan.
Sesudah saya
mengetahui masalah yang menimpa keluarga, hati merasa terluka, bahkan sulit
disembuhkan oleh apapun. Saat itu saya hanya bisa menangis dan melamun meratapi
takdir yang Allah berikan pada saya. Setelah saya liburan dari rumah nenek di kampong, saya kembali ke kota untuk menuntut ilmu. Saya pergi ke sekolah dan di sana kebetulan saat itu bulan Ramadhan, telah menjadi
rutinitas bagi SMA saya untuk mengadakan kajian, dan kajian tersebut mengundang Ustadz dari luar
Kota. Saat itu Ustadz yang diundang oleh sekolah adalah Ustadz Abu Takeru,
beliau lulusan Amerika. Beliau sekolah, serta menetap di Amerika, setelah lulus
beliau kembali ke Indonesia. Ketika berceramah, di sela-sela ceramahnya beliau membacakan ayat al-Qur’an
yang saat dibacakan membuat hati saya bergetar, air mata menetes bahkan mungkin
tidak tertampung lagi. Saat itu juga saya kembali dan bermunajat kepada Allah
SWT. Hati saya terbuka dan sakit yang saya rasakan hilang, saya mulai membuka
ceramah-ceramah ustadz Abu Takeru. Sayapun mulai mendekatkan diri sedekat-dekatnya pada
Rabb yang menciptkan manusia dan yang mengetahui segala apa yang ditakdirkan
pada saya. Saya mulai shalat lima waktu di masjid tepat pada waktunya, tidak pernah tertinggal shalat berjamah serta shalat
rawatib sebelum sahlat fardu dan setelah shalat. Shalat Magrib saya di Masjid, pulang dari masjid saya langsung membuka al-Qur’an dan mulai membacanya. Sayapun tidak
tahu saat mulai membaca satu ayat al-Qur’an, air mata saya keluar, saya menangis ketika membaca terjemahan ayat al-Quran. Dengan membaca dan
memahami al-Qur’an yang merupakan pedoman bagi seluruh umat muslim, hati saya
mersa tenang, hati saya terasa tersentuh ketika itu juga.
Mungkin
apabila saya tidak tahu pada Allah bahkan tidak mendekatkan diri pada-Nya, hidup saya akan sama dengan orang-orang yang rugi.
Entah itu rugi di dunia maupun rugi di akhirat. Maka saya sangat bersyukur pada-Nya, saat itu juga Allah menyentuh hati saya dengan
menurunkan hidayah. Hidayah yang Allah berikan pada saya. Karena saya mengenal
Allah, saya memuji Allah, Allah maha baik, Allah maha adil,
Allah maha pengasih dan Allah maha penyayang. Ya Rabb terimakasih atas segala
nikmat yang telah kau berikan pada saya.
Edisi Nikmatnya Ujian-Mu, oleh Tuyul Bijak.
ALLOH MAHA DIATAS MAHA.😘😘😘
BalasHapus